Type something and hit enter

By On
advertise here
Seusai mempersiapkan sangkar penangkaran, langkah selanjutnya dalam mengawali penangkaran anis merah merupakan melakukan proses seleksi ataupun memilih bibit ataupun bakalan ataupun indukan anis merah yng nantinya akan dipelihara ataupun dikembangbiakkan.
bibit anis merah, anis merah
Tujuan dari seleksi bibit ini merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh bakalan ataupun indukan anis merah yng benar-benar mempunyai kualitas serta sehat, menjadikan nantinya mampu membantu menaikan persentase kesuksesan dari proses penangkaran ataupun pemeliharaan yng di lakukan, sekalian mampu meminimalisir resiko kegagalan yng ada.
A. Seleksi bakalan / trotolan
Bakalan ataupun trotolan anis merah yng tidak sedikit beredar di pasaran merupakan anakan anis merah berumur antara 1-3 bulan yng belum bisa berkicau serta mempunyai bulu tubuh yng belum sempurna (trotol). Andaikan peternak akan memelihara anis merah dari usia belia ataupun trotolan, proses seleksinya menjadi berikut:
1. Seleksi didasari kriteria umum.
Bakalan ataupun trotolan anis merah yng tidak jelek alias bagus, setidaknya memenuhi kriteria semisal berikut:
- Sehat serta tak tampak penyakitan
Bakalan anis merah yng diambil sebaik barangkali adalah bibit yng menunjukan tanda-tanda burung yng sehat. Tanda-ciri burung yng sehat antara lain: matanya terbuka lebar, tak sayu, serta tampak bengkak; lubang hidungnya bersih/tak ingusan; sayap tampak kuat/tak lunglai; serta pada bagian dubur tak berlangsung pembengkakan.
- Lincah serta senang bergerak
Burung yng tampak lincah serta tidak sedikit bergerak mampu menandakan bahwasanya burung yang telah di sebutkan dalam kondisi yng sehat. Andaikan tak sehat, burung akan tampak diam saja serta tak aktif bergerak.
- Mempunyai anggota tubuh yng lengkap, tak cacat
Bakalan yng tidak jelek alias bagus haruslah mempunyai anggota tubuh yng lengkap serta tak terdapat cacat. Yang dengannya sendirinya, burung yng mempunyai cacat semisal paruh bengkok, kaki serta jari patah, sayap terkulai patah, serta sebagainya sebisa barangkali jangan diambil. Semisalnya pun mampu dipelihara serta mampu menghasilkan bunyi yng tidak jelek alias bagus (simak: bunyi anis merah), burung yang telah di sebutkan tidak lebih nyaman dipandang, tak memperoleh nilai tidak jelek alias bagus andaikan dilombakan, serta andaikan dijual harganya di pasaran sangatlah rendah.
- Nafsu makan besar
Burung yng mempunyai nafsu makan besar akan membuat mudah pemelihara serta tingkat kesehatannya pun lebih terjaga.
- Mata jernih dan pandangannya tampak tajam
Burung yng mempunyai mata jernih serta pandang-an tampak tajam menandakan bahwasanya kondisi tubuhnya sehat.
- Sayap mengipit rapat, serta kaki mencengkeram kuat
Bakalan yng tidak jelek alias bagus pada biasanya akan mempunyai sayap yng mengepit rapat (tak renggang), serta memiliki bagian kaki yng kuat menjadikan tak mengalami kesulitan sewaktu bertengger.
- Cukup umur
Bakalan ataupun trotolan anis merah yng telah dijual di pasaran umumnya berumur mulai di atas 1 bulan. Sekalipun begitu, bakalan yng akan diambil sebaiknya yng telah berumur di atas 2 bulan. Karena, pada umur yang telah di sebutkan bakalan telah mampu mengambil makanan sendiri menjadikan memudahan perawatan. Selain itu, tubuhnya relative telah cukup kuat menjadikan resiko kematian mampu diminimalkan ataupun lebih rendah.
2. Sekesi didasari katuranggan
Selain yang dengannya melihat tanda ataupun kriteria umum semisal di atas, sebagian penghobi burung kicau salah satunya anis merah pula melakukan seleksi yang dengannya melihat katuranggan. Katuranggan dalam kancah dunia hobi burung ini mampu dijelaskan menjadi tanda bentuk lahiriah ataupun fisik yng tampak dari luar serta ditengarai berhubungan yang dengannya bakat-bakat ataupun kemampuan khusus yng dimiliki. Sekalipun sifatnya memanglah masih pada tataran mitos ataupun belum sepenuhnya diterima akal sehat, akan tetapi sebagian penghobi burung kicau akan melihat tanda katuranggan ini dalam melakukan proses seleksi burung.
Secara singkat, tanda katuranggan pada bakalan anis merah merupakan:
- Leher panjang, padat berisi
Bakalan yng memiliki leher panjang serta padat berisi umumnya akan bisa atau mampu mengeluarkan bunyi yang dengannya volume yng cukup besar, serta bisa atau mampu menampilkan gaya teler yng tidak jelek alias bagus.
- Paruhnya tipis serta panjang
Bakalan yng memiliki katuranggan merupakan yng memiliki paruh yng panjang, berpangkal lebar, akan tetapi meruncing ataupun bagian ujungnya lebih tipis. Bentuk paruh bagian bawah sebaik barangkali Perlu lurus ataupun tak bengkok. Sedangkan posisi lubang hidung pilih sedekat barangkali yang dengannya posisi mata.
- Postur tubuh panjang serta tegap
Bakalan yng mempunyai tubuh yng panjang serta tegap yang dengannya dada yng besar/bidang umumnya mempunyai mental yng baik, lebih tampak gagah, lebih gesit serta lincah, dan mempunyai volume bunyi yng keras serta panjang.
- Mata bulat melotot serta sorot mata tajam
Bakalan anis merah yng memiliki mata bulat melotot serta sorot mata tajam ditengarai tidak sedikit kalangan memiliki jiwa petarung serta mental yng tidak jelek alias bagus, menjadikan mampu tampil maksimal disaat diturunkan ke dalam lomba burung kicau.
- Kakiknya kuat, panjang serta kering
Selain mempunyai kaki yng kuat, anis merah yng tidak jelek alias bagus dipilih yng memiliki kaki panjang serta kering ataupun tak lembek, namun tak bersisik.
- Warna kaki hitam
Sebagian penghobi anis merah lebih menyukai bakalan yng memiliki kaki berwarna hitam ketimbang bakalan yng memiliki kaki berwarna putih lantaran dianggap memiliki mental yng tidak jelek alias bagus disaat dibawa ke ajang lomba. Akan tetapi sebagian kalangan memanglah tak sependapat yang dengannya hal ini. Perbedaan warna kaki (hitam ataupun putih) sebetulnya berlangsung lantaran perbedaan iklim, kondisi lingkungan, serta jenis makanan yng dikonsumsi burung anis merah di tempat asal aslinya.
Catatan khusus:
- Amat disarankan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengambil trotolan anis merah dari hasil penangkaran ataupun bukan hasil tangkap di alam liar. Bakalan anis merah dari hasil penangkaran lebih gampang dirawat, gampang dalam hal pemberian pakan, serta resiko kematian lebih rendah. Selain itu, yang dengannya mengambil trotolan dari hasil penangkaran setidaknya peternak ikut berperan dalam melindungi populasi anis merah di alam bebas.
- Bakalan ataupun trotolan anis merah yng akan dipelihara sebaik barangkali berasal dari indukan yng sehat serta bebas penyakit, menjadikan tak membawa penyakit bawaan dari indukannya.
- Faktor genetic yng diturunkan dari indukan memanglah tidak banyak tidak sedikit akan berpengaruh pada kualitas anakan yng dihasilkannya. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu, akan lebih baik andaikan penangkar memilih bibit anis merah yng adalah keturunan dari indukan yng telah diketahui reputasinya. Menjadi semisal, anakan dari induk jantan yng pernah menjuarai lomba, indukan yng bisa atau mampu menampilkan bunyi keras, pintar menirukan bunyi burung lain, memiliki tonjolan-tonjolan bunyi yng khas, mempunyai performa serta penampilan yng baik tatkala membawakan irama lagu, ataupun indukan yng sudah terbukti selalu menghasilkan anakan yng mempunyai kualitas.
B. Seleksi indukan
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk penangkar yng akan mengawali melakukan penangkaran yang dengannya mengambil pasangan indukan ataupun bukan yang dengannya memelihara bakalan, penangkar pula Perlu melakukan proses seleksi indukan berlebi dahulu. tujuan dari hal ini merupakan supaya penangkaran yng dijalankan lebih sukses serta nantinya mampu menghasilkan keturunan ataupun bibit yng mempunyai kualitas juga.
Dasarnya memang, kriteria ataupun ciri-ciri fisik indukan yng tidak jelek alias bagus tidak lebih lebih percis semisal pada tatkala proses seleksi bakalan. Ada beberapa syarat tambahan antara lain:
1. Sehat, tak penyakitan, serta tak membawa suatu penyakit tertentu yng sifatnya turunan ataupun mampu menurun kepada anaknya.
2. Cukup umur
Indukan yng tidak jelek alias bagus setidaknya berumur minimal 12 bulan bagi atau bisa juga dikatakan untuk betina, serta di atas 15 bulan bagi atau bisa juga dikatakan untuk pejantan. Selain itu, umur indukan pejantan disarankan Perlu selalu lebih tua dari indukan betina. Andaikan tidak lebih dari usia yang telah di sebutkan ataupun terlalu muda, peternak butuh menunggu beberapa waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawinkannya setidaknya sampai-sampai burung yang telah di sebutkan telah berahi penuh menjadikan terperinci tak efektif. Sedangkan andaikan indukan yng dipakai terlalu tua, menjadi semisal berusia di atas 4 tahun, tingkat produktivitasnya telah menurun, serta umumnya akan mengalami kendala dalam proses bertelur, pengeraman, serta merawat anak-anaknya yng terperinci akan memforsir tenaganya.
3. Tak memiliki cacat fisik
Indukan yng dipakai Perlu tak memiliki cacat fisik semisal sayapnya patah, paruh bengkok, kaki serta jari patah, serta sebagainya lantaran cacat fisik yang telah di sebutkan tidak banyak tidak sedikit akan mengganggu proses perkawinan. Menjadi semisal, disaat akan melakukan perkawinan, pejantan yng kakinya cacat akan susah menaiki punggung indukan betina menjadikan proses pembuahan yng di lakukan menjadi tak sempurna. Akibatnya telur yng diperoleh menjadi tidak lebih subur, malah menjadi telur kosong ataupun telur yng tak subur (infertile) menjadikan tak mampu menetas.
Selain itu, khusus bagi atau bisa juga dikatakan untuk indukan yng akan segera dikawinkan, indukan yang telah di sebutkan Perlu mempunyai ketentuan tambahan menjadi berikut:
1. Telah berahi penuh
Supaya proses perkawinan bisa berjalan lancer serta pembuahan menjadi sempurna, indukan yng dipakai baik jantan ataupun betina Perlu yng telah benar-benar menampakkan tanda-tanda tengah berhi penuh. Penggunaan indukan lebih-lebih pejantan yng tengah dalam kondisi tak berahi penuh mampu memicu proses pembuahan yng tak sempurna serta memicu terjadinya telur yng tak subur ataupun tak mampu menetas (infertile).
Tanda indukan anis merah jantan yng telah berahi penuh antara lain:
- Bagian vent (yng terlihat disaat bulu-bulu pada bagian duburnya ditiup) akan terlihat Amat menonjol ataupun lancip. Hal ini berlangsung lantaran produksi hormone endrogen dalam tubuhnya tengah dalam jumlah terlebih menjadikan membuat alat kelaminnya (zakar) akan mengalami perubahan bentuk.
- Terlihat gacor ataupun rajin berkicau serta Amat proaktif bila melihat lawan jenisnya. Selain itu, anis merah jantan pula akan suka menggerak-gerakkan badan serta kakinya di tenggeran secara bergantian seolah tempat pijakannya yang telah di sebutkan terasa panas.
- Andaikan didekatkan yang dengannya anis merah betina, anis merah jantan akan langsung mendekati pinggir sarangnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk berupaya menarik perhatian.
Sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk indukan anis merah betina yng telah berahi penuh ciri-cirinya merupakan:
- Indung telurnya akan berkembang yang dengannya cepat, kloaka terlihat bengkak memerah, serta bagian bulu dadanya akan mengalami kerontokan menjadi akibat dari hormone sekunder yng ada dalam metabolisme tubuhnya.
- Suka berjongkok serta mengepakkan sayapnya begitu mendengar bunyi kicau burung jantan menjadi ciri meminta dikawini.
- Secara naluriah Suka mencabuti bulunya sendiri, lebih-lebih bulu leher serta bulu dada, yang dengannya maksud mempergunakannya menjadi bahan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat sarang.
- Selain itu, andaikan di dalam sangkarnya diberikan sarang ataupun bahan-bahan pembuat sarang, secara naluriah ia akan mengambil bahan-bahan yang telah di sebutkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk dibawa ke sana ke mari sambal terbang.
2. Tak tengah mengalami pergantian bulu ataupun mabung
Burung yng tengah mengalami pergantian bulu (mabung) tak boleh dikawinkan lantaran mampu menghasilkan burung yang telah di sebutkan mengalami kerusakan baik fisik ataupun mental, sekalian mengganggu proses pertumbuhan bulu baru. (Suryo S.)

Sumber rujukan dan gambar : http://www.budidayakenari.com/2015/12/menyeleksi-bibit-unggulan-anis-merah.html.